CINTA
Membuat orang tak berdaya, seakan
dunia milik berdua,,, tapi apa daya itulah dia “CINTA”. Tak pandang tua, muda,
kaya, miskin, sakit maupun sehat. Tak peduli cinta terhadap seorang kekasih
atau cinta terhadap orang tua atau cinta terhadap anak. Tetapi hal yang paling
tidak disadari bagi seorang anak adalah cinta orang tua terhadap mereka.
Orang tua mampu melakukan apa saja untuk kebahagian sang anak. Tapi sayang para anak sering tidak menyadarinya. Para anak tidak mengerti dan tidak menyadari besarnya cinta orang tua terhadap mereka. Mengapa semua itu bisa terjadi?? Itu semua bisa terjadi, karena terkadang orang tua kurang tepat dalam mengimplementasikan rasa cinta dan sayangnya terhadap para anak mereka.
Contoh sederhana seorang anak dididik oleh kedua orang tuanya dengan keras agar dia menjadi orang yang disiplin, tetapi sang anak bukan menjadi disiplin malah jadi salah pergaulan karena mereka merasa hidupnya di rumah terkekang dan selalu terikat pada perturan.. ya,, itulah anak, apalagi ketika mereka telah menginjak masa remaja, di sinilah para orang tua mulai diuji kesabarannya oleh anak-anak mereka. Mereka harus setiap hari bahkan setiap saat mengawasi gerak-gerik sang anak tanpa diketahui oleh sang anak. Di masa-masa inilah anak mulai mencari jati dirinya. Mereka mulai tertarik dengan lawan jenis sehingga membuat para orang tua resah.
Contoh lainnya yang sering kita lihat di kehidupan nyata kita adalah seorang anak yang hidupnya serba berkecukupan tetapi dia hanya tinggal bersama pembantunya di rumah. Kedua orang tuanya sibuk mencari nafkah untuknya sehingga sang anak merasa kurang diperhatikan. Karena merasa kesepian di rumah akhirnya sang anak mencari kebebasan di luar sana dan ujung-ujungnya mereka juga salah pergaulan. Kalau sudah seperti ini siapa yang harus disalahkan??? Banyak orang yang berpendapat kalau ini adalah salah orang tua. Tapi ini tidak sepenuhnya salah orang tua. Karena setiap orang tua punya cara masing-masing untuk mengimplementasikan rasa cinta dan sayangnya terhadap anak-anaknya. Lalu untuk para orang tua bagaimana seharusnya menyikapi hal-hal seperti ini?? “ jawabannya adalah,, landasi mereka dengan ilmu-ilmu agama sejak dini, berikan pendidikan yang berhubungan dengan norma dan syariat-syariat islam sejak dini. Kenalkan mereka dengan al-qur’an dan al hadist. Pantau perkembangan sang anak. Jangan terlalu memaksakan kehendak. Berikan kesempatan kepada mereka untuk menyatakan pendapatnya. Berikan perhatian yang cukup, ajak mereka ngobrol, jadilah teman sebaya ketika kita sedang sharing bersama agar mereka tidak sungkan dan tidak segan bercerita kepada kita. Ketika mereka sedang bercerita dengarkan dan cobalah memberi nasihat dan solusi atas permasalahan yang sedang mereka hadapi ala teman remaja sebayanya. Jadilah tauladan yang baik untuk mereka, dan jangan lupa berdo’a kepada Allah agar anak-anak kita selalu ada pada lindungan-NYa.
Orang tua mampu melakukan apa saja untuk kebahagian sang anak. Tapi sayang para anak sering tidak menyadarinya. Para anak tidak mengerti dan tidak menyadari besarnya cinta orang tua terhadap mereka. Mengapa semua itu bisa terjadi?? Itu semua bisa terjadi, karena terkadang orang tua kurang tepat dalam mengimplementasikan rasa cinta dan sayangnya terhadap para anak mereka.
Contoh sederhana seorang anak dididik oleh kedua orang tuanya dengan keras agar dia menjadi orang yang disiplin, tetapi sang anak bukan menjadi disiplin malah jadi salah pergaulan karena mereka merasa hidupnya di rumah terkekang dan selalu terikat pada perturan.. ya,, itulah anak, apalagi ketika mereka telah menginjak masa remaja, di sinilah para orang tua mulai diuji kesabarannya oleh anak-anak mereka. Mereka harus setiap hari bahkan setiap saat mengawasi gerak-gerik sang anak tanpa diketahui oleh sang anak. Di masa-masa inilah anak mulai mencari jati dirinya. Mereka mulai tertarik dengan lawan jenis sehingga membuat para orang tua resah.
Contoh lainnya yang sering kita lihat di kehidupan nyata kita adalah seorang anak yang hidupnya serba berkecukupan tetapi dia hanya tinggal bersama pembantunya di rumah. Kedua orang tuanya sibuk mencari nafkah untuknya sehingga sang anak merasa kurang diperhatikan. Karena merasa kesepian di rumah akhirnya sang anak mencari kebebasan di luar sana dan ujung-ujungnya mereka juga salah pergaulan. Kalau sudah seperti ini siapa yang harus disalahkan??? Banyak orang yang berpendapat kalau ini adalah salah orang tua. Tapi ini tidak sepenuhnya salah orang tua. Karena setiap orang tua punya cara masing-masing untuk mengimplementasikan rasa cinta dan sayangnya terhadap anak-anaknya. Lalu untuk para orang tua bagaimana seharusnya menyikapi hal-hal seperti ini?? “ jawabannya adalah,, landasi mereka dengan ilmu-ilmu agama sejak dini, berikan pendidikan yang berhubungan dengan norma dan syariat-syariat islam sejak dini. Kenalkan mereka dengan al-qur’an dan al hadist. Pantau perkembangan sang anak. Jangan terlalu memaksakan kehendak. Berikan kesempatan kepada mereka untuk menyatakan pendapatnya. Berikan perhatian yang cukup, ajak mereka ngobrol, jadilah teman sebaya ketika kita sedang sharing bersama agar mereka tidak sungkan dan tidak segan bercerita kepada kita. Ketika mereka sedang bercerita dengarkan dan cobalah memberi nasihat dan solusi atas permasalahan yang sedang mereka hadapi ala teman remaja sebayanya. Jadilah tauladan yang baik untuk mereka, dan jangan lupa berdo’a kepada Allah agar anak-anak kita selalu ada pada lindungan-NYa.
“ CINTA ORANG TUA TERHADAP ANAK
SEPANJANG MASA, SEDANG CINTA ANAK TERHADAP ORANG TUA SEPANJANG GALA”
